New Normal Buat Siapa?

owntalk.co.id. Belakangan new normal menjadi perhatian masyarakat, istilah yang sebelumnya tidak umum bagi publik, tiba-tiba menjadi pilihan dalam merespon penyebaran virus Covid-19.
Yang sebelumnya lebih akrab dengan istilah pelonggaran atau relaksasi akibat Lockdown seperti di negara-negara lain, atau pelonggaran PSBB versi Indonesia. Mungkin New Normal cara baru yang lebih bersahabat dan istilah yang lebih strategis untuk berdampingan dengan virus Covid-19, karena tidak menganut istilah Lockdown dan tidak semua daerah menerapkan PSBB.

Kebimbangan terhadap New Normal memancing publik untuk berspekulasi, itu upnormal katanya, karena standar perilaku sehari-hari diluar dari kebiasaan umum (tanpa masker, dll).

New Normal itu respon terhadap kegagalan PSBB, celelutuk yang lain. New Normal merupakan upaya penggiringan ke herd imunity. Statemen yang lalu lalang di segala media.

Meminjam istilah bahwa New Normal merupakan tatanan hidup baru dengan merubah pola hidup untuk mengatasi resiko virus covid-19 dengan standar protokol kesehatan. Artinya juga bahwa New Normal bahagian dari upaya dan deklarasi untuk membiasakan memprotek diri dari bahaya dan ancaman covid-19, seperti menggunakan masker, rajin cuci tangan, physical/sosial distancing, dan lainnya.

Lalu untuk siapa New Normal? yakni buat diri sendiri, buat jaga diri, jaga kehidupan sosial, jaga ekonomi, buat berperan dan terlibat dalam penanganan pendemi yang dimulai dari diri sendiri, atau buat menggesa dan menstimulus daerah agar berlomba dan menyegerakan mengendalikan virus-covid-19 untuk menuju tatanan baru (new normal). Itulah kumpulan pikiran untuk menjawab dan menjelaskan New Normal.

Tentu mengubah tatanan baru yang menyangkut perilaku hidup publik (manusia), merupakan pekerjaan yang berat, karena manusia mengambil sikap (keputusan) selalu ditentukan oleh akal dan hati (emosinya). Maka upaya New Normal perlu memasuki dan menyentuh dua ruang komponen utama pada diri manusia tersebut.

Tentu, dalam keterbatasan bahkan ketidakberdayaan saat ini, New Normal akan menjadi pilihan dengan catatan kendalikan penyebaran Covid-19, dan semoga upaya ini tepat, benar dan baik sehingga dapat bersemayam di akal dan hati kita.

Lalu, dimana uji perbandingan New Normal dilakukan, ketika dibeberapa negara yg melakukan pelonggaran dari Lockdown justru mengalami gelombang kedua, seperti di beberapa daerah di Tiongkok, Korea Selatan. Mungkin jawabannya karena kita bukan Lockdown tetapi karantina, dan mereka tidak mengenal New Normal. He he he…

Sumber: https://owntalk.co.id/2020/06/01/new-normal-buat-siapa/